ebook- 2.1. Darah Perwira Raja Sijorat

II. DARAH PERWIRA RAJA SIJORAT


II. DARAH PERWIRA RAJA SIJORAT

* Ditahan ]epang gara-gara kamus
* Dua raja: Sisingamangaraja dan Sijorat
* Merarwat 800 romusha kurus-kering
* Pegawai perusahaan pun berlatih militer

Berbekalkan rapor kelas 3 MULO, ijazah HIS, kemampuan berbahasa Belanda, lnggris dan Jerman, serta semangat muda untuk merintis kehidupan baru dalam masyarakat, Donald lsac berangkat menuju Pekan Baru.

Perjalanan dilakukan dengan his. Di Bangkinang, yaitu di perbatasan Riau dan Sumatera Barat, his dihentikan di pas polisi. Semua penumpang diperiksa. Ketika kopemya digeledah, terdapat sebuah woordenboek, kamus bahasa Belanda-Inggris susunan Koenen. Saat itu memang Jepang sangat khawatir terhadap spionase Sekutu, sehingga sikapcuriga pun sangat berlebihan. Karena kamus itulah ia ditahan di kantor polisi Jepang. Sehari semalam ia diperiksa terus menerus. Ia menjelaskan bahwa di Pekan Baru tinggal beberapa orang kerabatnya, di antaranya Karel Pandjaitan yang bekerja pada Ataka Sanyo Kabushiki Kaisha. Polisi segera menelepon ke kantor Ataka. Karel yang menerima telepon dan diberi tahu persoalannya, cepat memberi tahu kepala kantor, Matsumura. Temyata Matsumurasendiri dengan berkendaraan mobil berangkatke Bangkinang untuk menyelesaikan soal penahanan itu. Mengapa Matsumura yang berangkat? Konon sebelumnya Matsumura pernah menyuruh Karel sebagai pegawainya yang terpercaya untukmencari pegawaibaru yangpandai berbahasa Inggris dan berbicara dalam bahasa Jepang.

Di kantorpolisi Bangkinangkepala kantor perusahaan JepangA taka itu dapat mengatasi segala kesalahpahaman, sehingga Donald Isac dibebaskan. Maka kembalilah Matsumura ke Pekan Baru bersamanya dalam satu mobil. Hari sudah malam ketika mereka tiba di kantor A taka. Donald lsac menginap di kantor itu; baru esokharinya bertemu dengan Karel.

Hari itu jugaia diterima tinggaldi rumah Welzink Pandjaitan. Baru dua bulan kemudian Matsumura dan wakilnya, Y. Nakayama, memanggilnya supaya mulai bekerja. Dan kira-kira dua bulan setelah menjalankan pekerjaan di Pekan Baru, Ataka Sanyo Kabushiki Kaisha membuka kantor di SiakSriindrapura yang dikepalai oleh H. Higashi. Kantor baru itu dijadikan kantor pusat, sedangkan kantor di Pekan Baru menjadikantor cabang. Karena perilaku dan pekerjaan yang dilakukan selama dua bulan di Pekan Baru dinilai baik, Donald lsac dipindahkan ke Siak Sriindrapura.

Pada suatu hari liburan kantor, ia ingin melepaskan Ielah dan pergi melancong ke kota Siak. la tertarik pada bangunan istana, Sultan Siak Sriindrapura. Darijalan di depan istana iamemandangnya lama-lama. Seorang opas istana yang melihatnya segera mencurigainya, karena Donald Isac tidak memakai peci, lantas dibawa ke tempat penjagaan. Ketegangan pun lerjadi, karena ia tidak menyebut dirinya patik sebagaimana adat di daerah itu hila menyebut dirinya. Kebetulan Sultan dan Permaisuri melihat kejadian itu, bahkan mendengar ucapan Donald lsac: "Kalau di sini ada Sultan, saya juga keturunan Raja, yaitu Raja Sijorat." 
Sultan rnaklurn tentang sejarah raja-raja Batak. Di samping Sisingamangaraja, ada raja lain, yaitu Raja Sijorat. Keduanya berhubungan akrab, sering berburu bersama. Kalau Sisingamangaraja menjadi raja, mengatur pemerintahan, Sijorat lebih memilih sebagai panglima perang.

Sultan menghampirinya, lalu n1engajak berbicara. Tanya-jawab terjadi mengenai pertaliannya dengan Raja Sijorat, bahkan Sultan mengajaknya masuk melihat-lihat istana. Dalam percakapan sambil melihat-lihat bangunan istana dari dalam dan luar, Sultan bertanya tentang adanya batu keramat berbentuk kepala kerbau yang terdapat di Gunung Surungan, Toba. Pertanyaan itu dijawabnya, "Memang ada."

MenurutSultan, batu keramatitu milik keluarga Sultan Siak. Konon menurutcerita yang beredardalam masyarakat, bahkan dijadikan lakon dalam panggungpimpinan Tilhang, dahulu kala ada kerbau saktimilik Nagaisori yang terjerat pada batu di Toba Habinsaran, yang akhirnya menjadi patung batu. Dalam kisah itu, Nagaisori menjadi Sultan di Siak Sriindrapura setelah menikah dengan puteri Sultan. "Apakah batu keramat itu boleh kami minta?" tanya Sultan. "Jangan, karena itu milik kami," jawabnya. Setelah beberapa lama percakapan, ia diperbolehkan Sultan pulang. Adanya pertalian nenek-moyang itu sudah barang tentu memberi kesan tersendiri bagi Sultan.
*
Di kantor besar Ataka Siak Sriindrapura, selain Donald lsac juga beketja pegawai lain bemama Hassan Basri, Ismail Ginting5uka, dan Ridwan Lilik. Karel Pandjaitan juga ditempatkan di kantor pusat Ataka itu.  Tidak lama kemudian kantor besar Ataka dipindahkan lagi ke Buatan. Ia dipindahakn kesana oleh kepala kantor. Adapun Hasan Basri yang menjadi sahabatnya tetap tinggal di Siak Sriindrapura.