ebook -1.1. KOKOK AYAM JANTAN MENGIRINGI KELAHIRANNYA

I. KOKOK AYAM JANTAN MENGIRINGI KELAHIRANNYA


* Makan bersama sekampung dini hari
* Rumah adat di samping gereja
* Di punggung kerbau, bagai komandan
* Air susu kerbau membuat cerdas dan sehat

Nun di Lurnbantor Natolutali, sebuah desa yang terletak di dataran tinggi Bukit Barisan yang berbanjang-banjang bagaikan rnengawal DanauToba, pada tangal9Juni 1925 pukul3 .30dinihari lah.irlah seorang bayi lelaki. Putera pasangan Sintua Raja Herman dan Dina boru Napitupulu ini sesaat setelah menghirup udara sejuk, terdengarlah taguak manuk, kokok ayam jantan bersahut-sahutan rnernecah 1 1Kenenmgan. a1arn.1

Keluarga Raja Herman bersukacita dan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, terutama Raja Malintang- kakek bayi- yang sudah lama rnendambakan cucu lelaki. Kakek yang berbahagia ini segera membangunkan sernua tetangga. Para tetanga pun dengan semangat gotong royong bergegas menyingsingkan lengan baju untuk manahasoban, yaitu membelah kayu api, untuk memasak makanan bersama.

Sesuai dengan adat kebiasaan suku Batak Toba bila menyambut kelahiran di malam hari, mereka berkumpul dan makan bersama di dalarn rurnah sambil berseru satu sarna lain: "Mangkaroan...," yang berarti rnakan bersama.

Hari masih dini dan gelap, namun semua penduduk Lumbantor termasuk anak-anak berkull'\pul menyatakan kegembiraan menyambut lahimya putera Raja Herman. Makan bersama ini diawali dengan doa yang dipimpin oleh Kakek Raja Malintang. Puji syukur mengalun khidmat mengagungkan Tuhan. Raja Malintang mengucapkan pula hata panggabean atau pasu-pasu, yaitu petuah dan harapan kepada umat, dan tidak lupa ucapan terima kasih kepada sibaso, bidan kampung. Bayi lelaki yang baru saja lahir itu diberi nama Donald lsac Pandjaitan.

Lumbantor Natolutali termasuk Desa Sitorang, Kecamatan Silaen, Kewedanaan Balige. Kota Balige, Silaen dan Porsea dipandang dari punggung Bukit Barisan bagaikan tiga manik-manik yang menghiasi wilayah pantai tenggara Danau Toba. Tidak jauh dari Porsea Sungai Asahan berawal, mengalirkan air Danau Toba menuju laut di Selat Malaka. Di hulu sungai telah tercipta Sampuran Siarimo, air terjun Sigura-gura.

Tanah kelahiran Pandjaitan terletak kira-kira lima kilometer jauhnya dari Silaen. Untuk mencapai Lumbantor di pedalaman harus dilalui dulu Desa Silimbat, lalu membelok ke timur menernpuh jalan sempit, dan :;elanjutnya menyeberangi jembatan Aek Bolon. Adapun Lurnbantor sebagai salah satu karnpung dari Desa Natolutali dihuni oleh penduduk yang berasal dari tiga marga, yaitu Pandjaitan, Naiborhu, dan Aruan. Hukum adat yang berlaku berdasarkan kesepakatan bersama memperbolehkan masing-masing anggota ketiga marga itu mengikat tali perkawinan. Karena itu pula nama desa ini disebut Natolutali, yang berarti tiga untai ta}j yang  saling bertautan. Pertautan antara marga Pandjaitan, Naiborhu, dan Aruan itulah yang menciptakan nama desa Natolutali, yang bermakna tiga tali sepintal.

Tempat kediaman keluarga Raja Herman adalah rumah adat Batak, peninggalan leluhur. Berdekatan dengan rumah adat itu berdirilah dengan megah Gereja Natolutali-Sitorang. Di dekatnya lagi terdapat Sekolah Dasar, yang dibangun secara gotong-royong oleh penduduk atas prakarsa dan bimbingan Missi Zending Barmen dari Jerman.

Bertani dan betemak merupakan mata pencaharian penduduk. Mereka menanam padi di sawah, yangkebanyakan sawah tadah hujan. Sebagian diantara persawahan itu merupakan bondar, yaitu sawah yang beririgasi atas usaha penduduk. Di antara persawahan terhampar padang-padang rumput ternpat temak digembalakan. *

Alangkah bahagianya Raja Herman memperoleh anugerah anak lelaki, mendampingi anak sulung perempuan Julia boru Pandjaitan yang sudah berumur enam tahun. Adapun anak kedua dan ketiga telah meninggal selagi masih bayi karena wabah disentri yang terus berjangkit dan merajalela sejak Perang Padri.

Kasih-sayang dan tanggung jawab yang besar diemban sebaikbaiknya oleh ibunya, yang merawat dengan seteliti-tehtinya. Penjagaan kesehatan sangat diutamakan. Julia pun membantu merawat dan memomong. Selain disusui oleh ibu, anak itu pun diberi bu~ur segar tiga kali sehari. Sekalipun demikian, karena sangat lasak, anak yang sudah berumur dua tahun tanpa dinyana terkena wabah disentri juga. lbu dan kakaknya segera membawanya ke poliklinik Zending di Sitorang. Tak lama pula anak itu pulih. Di rumah ia kembali sehatdan l;n....-L .l..Ll '--c;Ui.
Raja Herman Pandjaitan seorang pengikut Kristus yang setia. Karena pengabdiannya kepada Tuhan, ia menjadi angg~ta majelis gereja, dan ditahbiskan menjadi sintua, tetua. Oiaberhak menggunakan sebutan St. didepan namanya, dan selalu dipanggildengan namaSintua Raja Herman Pandjaitan.

Sebagai pengabdi agama, anaknya pun diserahkan kepada Tuhan melalui baptisan kudus. Upacara itu dilaksanakan pada suatu kebaktian Minggu akhir tahun 1925 di gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Natolutali. Janji dan ikrar di depan Tuhan dan disaksikan jemaat senantiasa ditepati oleh Raja Herman, sehinga anaknya dididik dalam ajaran Kristen agar dapat memahami dan melaksanakan firman Allah.

Setelah Donald Isac berumur tiga tahun, ia diberi kebebasan bergaul dengan anak-anak tetangga. Waktu itubaru ada satu keluarga tetangga, yaitu FrederikSitumorang, seorangguru Zending. Keluarga ini sangat baik, ramah dan perilakunya dapat menjadi teladan. Anak-anaknya pun sangat baik, ramah dan terdidik. Bersama anak-anak guru inilah anak Raja Herman bergaul setiap hari. Setelah menginjak umurempat tahun, bersama-sama dengan kakak juga, mulai mengikuti Sekolah Minggu di gereja. Diharapkan setelah dewasa nanti ia dapat menjadi anggota jemaat yang hidup dalam Kristus Jesus.

Dalam tahun-tahun itulah pergaulannya berkembang. Temannya semakin banyak. Kelihatannya ia disukai oleh ternan, karena mereka sering sekali datang ke rumah, bermain bersama, dan tidak pernah terjadi pertengkaran. Bila tiba masa tanam padi, bapak dan ibu turun ke sawah. Kakak bekerja di dapur menyiapkan makanan. Setelah masak, Julia mengajak adiknya bersama-sama mengantar nasi dan lauk ke sawah. Sambil berjalan beriringan kedua kakak beradik itu menitigadu-gadu, galangan, menjinjing bingkisan untuk makan siang orang tua.

Mata pencaharian St. Raja Herman di samping bertani dan betemak kerbau juga berdagang. Jika tiba masa senggang dari pekerjaan di sawah, ia pergi merantau sampai ke kota-kota kecil diSumatera Timur untuk berdagang. Kadangkala juga bertindak sebagai aannemer, pemborong bangunan, di perusahaan perkebunan. Pemahjuga menjadi mandor perkebunan teh di Habokko Estate, milik ordernemer Jerman di Su111atera Tii11ur. Pada waktu rerada di rantau, dengan sendirinya isteri dan anak-anak di rumah makin tergembleng rasa tanggung jawabnya. Donald Isac makin besarjuga, tubuhnya makin gempal, pikirannya makin cerdas, dan perilakunya tertib. Itu semua berkat asuhan ibu,  teladan dari kakak, serta pengaruh lingkungan terpelajardan terhormat dari guru Zending Frederik Situmorang.

Dalam pada itu keluarga Raja Herman semakin besarsaja. Berturutturut lahir Musa Pandjaitan, R. boru Pandjaitan, dan Sopar Pandjaitan. Donald Isac pun bertambah usianya, bahkansudah dapat menggembala kerbau. Kakeknya dulu terkenal sebagai petemak kerbau. Bagi orang Batak, sawah dan kerbau merupakan harta utama dalam keluarga. Kerbau itu selain dipekerjakan di sawahjuga diperas air susunya. Dari hasil penjualan susu kerbau diperoleh tambahan biaya untuk menyekolahkan anak.
Raja Herman bercita-cita agar anak-anaknya dapat rnengenyam pendidikan sekolah yang maju, sehingga kelak memperoleh bekal untuk memasuki rnasyarakat. Cita-cita itu dipertebal ol_eh kedudukannya sebagai sintua atau imam di gereja, begitu pula karena pergaulannya dengan orang-orang terpelajar seperti guru Zending Frederik Situmorang dan pendeta Jerman yang bertugas di sana.. (bersambung ke hal berikut).
(klik u ke halaman sambungan berikutnya)